Wednesday, February 13, 2013

Dead Space 3 Review


Survival Horror, why is it so hard to find it in the world of video game this day? Well, i didn't meant that there is no more survival horror game left but what I meant is its really hard to be terrified when you are playing (supposedly) survival horror game this day. Most of survival horror game just wasn't scary anymore. Well, it was at least in the mainstream market.

Resident evil, one of the most well known survival horror game, became (dare i said) a shitty action game with co op partner to ruin your single player game and now one of my favorite series, Dead Space, is following the same step like Resident Evil by adding co op to the single player campaign? What in the name of God is this? A world corporate conspiracy to wipe out survival horror from this planet?

It was so sad because The first dead space is a great blend between action and surival horror. Yes, i do realize that the horror is just a marathon of jump scare but it was executed so well that it managed to make me scream like a litle girl in the haunted house. The second instalment, even if there's more action shoved into our face, still had some good horror moment in it. Now, the third and final instalment is here, I will tell you all my opinion on this game.

Dead space 3 takes place 2 month after the Titan Sprawl necromorph outbreak in dead space 2 where Isaac is now getting romantically involved with Ellie Langford. You know, the one eyed girl who survived together with Isaac at the end of Dead Space 2. After the prologue, we see that Isaac had broke with Ellie and now she is gone missing in a mission to find a way to stop the marker. To save ellie, Isaac now must once again face the horror of necromorph attack, hostile environment, and awkwardly horrible love triangle. No, friendo, you are not reading a typo. Dead space, one of the scariest series I've ever played is now became twilight in space.

 Its a badass version of twilight...but it is still twilight!

To be fair, i knew that dead space was never been well known for its story, let alone love triangle story, but by God the story and the characters here is so painfully shallow. Isaac struggle agains his dementia and his quest to destroy the marker at dead space 2 is much more interesting than Isaac "Cullen" Clarke quest to get back with Ellie "Swan" Langford in the middle of space zombies attack. It's only two month after they first met but they are acting like they had been married for years. By the way, are you wondering about how is Isaac affected by his deceased ex-fiancée that used to haunt his mind with guilt and dementia in the previous dead space? Not a single mention came from Isaac mouth like he never even remember that he used to had a fiance. Isaac is definitely good at moving on.

If the story is awkwardly forced into the game, the gameplay is where dead space 3 delivers the fun. The core dismemberment gameplay still hasn't changed because why fix what isn't broke and with the addition of the robust weapon crafting system, you can create your own perfect tool of dead to kill the space undead the way you like it. Wanna create an acid flamethrower with cryogenic torch? You can. Or maybe you prefer an electrified rocket launcher with shotgun attachment? Be my guest. The weapon crafting system is robust and feels satisfying when you used it to blast necromorph limbs to the space. The game also delivers some memorable set pieces like the spaceship mini game and surprisingly, there's a lot of puzzle this time which i think is fine.

Sadly, even if i had a blast playing Dead Space 3 and i do really want to play it again with the new game+, the fun factor is the thing that kill the horror in this game. Survival horror isn't supposed to be fun, its supposed to be terrifying. It supposed to deliver the "i don't want to play this but i had to" experience like what i feel when i'm playing amnesia the dark descent. Survival horror should make you feel insignificant and weak not makes you feel like a badass who can solve every problem with bullet. The fear factor get even lower because supply is as easy to get as trying to find a sand in a desert. You will rarely feel in the edge of dying in this game.

What about the co op part you asked? Did it ruin the game the way Co-op in resident evil ruin everything that makes survival horror scary? Well, i gotta admit Dead Space 3 Co-op had some unique idea that manage to impress me. When you are just playing solo, there will be no AI partner to ruin your game and if you want someone to accompany you since you are to scared to play this game alone (seriously?), your partner can join anytime you want it. There's also some co-op optional mission that shows how John Carver, Isaac partner in co op, seeing some creepy illusion because he was affected by the marker but the player who plays as Isaac can't see what the other player see. It is a nice additional mission that you can enjoy with your friend.

In conclusion, Dead Space 3 have changed from a good blend of survival horror and action into a simple action game with nothing to scare you. It left me disappointed, but its not making me mad that i want to throw my Dead Space 3 disc into a deep black hole in the space, it just simply disappointing. The game is fun to play but it really lack the feeling that make Dead Space unique and memorable. If you are a horror fan, i suggest that you just skip this game but if you like action game with some minor horror element in it you might wanna give this game a try.

Initial El Score

6.5

 Just a decent survival action horror game

Wednesday, February 6, 2013

Less is More: menciptakan lebih dari kurang

 
Saya adalah seorang gamer yang menyukai game horror dan beberapa dari pembaca yang bukan gamer juga mungkin mengenal serial game horror seperti Resident Evil atau Silent Hill. Game- game ini terkenal karena mereka berhasil mengusik salah satu emosi manusia yang paling dalam, rasa takut. Karena saya penasaran dengan apa yang membuat game horror begitu menakutkan, saya mulai melakukan riset-riset kecil tentang rasa takut dalam video game. Dalam riset singkat saya mengenai rasa takut dalam video game, saya menemukan sebuah istilah yang menarik yaitu less is more, anggapan bahwa terkadang kurangnya hal yang menakutkan dalam video game horror justru memberikan lebih banyak rasa takut. saya penasaran dengan Apa maksud dari istilah ini? Apakah less is more Ini berlaku juga dalam kehidupan nyata? Ada baiknya juga kita membahas mengenai less is more ini.

Less is more adalah tentang bagaimana kita memberikan nilai lebih pada suatu hal meskipun kita tidak memiliki atau memberikan lebih karena kesederhanaan bisa memberikan nilai lebih dibanding kompleksitas dan membuat sesuatu lebih mudah dipahami serta diapresiasi. Istilah ini pertama kali diucapkan oleh Andrea Del Satro, seorang penulis puisi pada tahun 1885 dalam puisinya yang kemudian menjadi salah satu motto Ludwig Mies van der Rohe, seorang pioner dalam aliran arsitektur minimalisme. Jika ada yang bingung dengan konsep ini, Anggaplah ada seorang wanita yang menggunakan pakaian minim berjalan di mal, bisa dibilang kekurangan kain, apa yang terjadi di dalam pikiran kaum pria? Tentunya insting kita sebagai lelaki (yang normal) pasti akan lebih memperhatikan wanita itu dari atas ke bawah, Kurangnya kain di tubuh wanita membuat pria lebih tertarik kepada wanita tersebut.

P.s: Gambar ini hanya untuk membantu visualisasi less is more, bukan membantu visualisasi yang lain.

Tentunya saya tidak mengatakan kalau wanita hanya menarik ketika mereka tidak berkain dan menyarankan semua wanita untuk berpakaian seperti Lady Gaga di kamar mandi kalau ke mall karena jika kita kembali ke konsep less is more, maka ada juga wanita dengan pakaian yang kurang menonjolkan lekuk tubuhnya namun terlihat lebih menarik karena lebih sederhana, misterius dan elegan.

Bagaimana Less is more ini bisa membantu kita dalam kehidupan sehari-hari? Pertama, kita harus memahami salah satu sifat dasar manusia yaitu rasa tidak puas. Manusia adalah mahluk dengan kebutuhan yang tidak terbatas. Berbeda dengan hewan yang kebutuhannya terbatas pada makan dan berkembang biak, manusia memiliki kebutuhan emosional, psikologikal, spiritual dan masih banyak lagi kebutuhan lainnya. Kebutuhan yang tidak terbatas ini pada akhirnya akan menciptakan rasa tidak puas, sebuah dorongan untuk terus meminta dan mendapatkan lebih. Rasa tidak puas inilah yang membawa kita sebagai manusia ke keberadaan kita sekarang, semua hasil kebudayaan umat manusia adalah hasil dari rasa tidak puas ini. Ketika kita tidak puas dengan kegelapan, kita menciptakan lampu dan ketika kita tidak puas dengan dengan berjalan di tanah kita menciptakan pesawat terbang. Rasa tidak puas ini adalah bagian penting untuk berkembang menjadi manusia yang lebih baik namun ketika rasa tidak puas ini menjadi berlebihan dan membuat kita menginginkan lebih banyak dari yang seharusnya kita miliki atau berikan, di sinilah masalah muncul.

Rasa tidak puas seringkali menuntut kita untuk terus memberikan lebih pada apapun yang kita lakukan, miliki atau yang kita inginkan hingga akhirnya nilai dari apa yang kita miliki atau lakukan justru berkurang. Ini sering saya lihat dalam perilaku konsumtif kita yang selalu menuntut lebih meski sebenarnya kita sudah hidup lebih dari cukup. Tuntutan untuk selalu berlebihan ini tidak selalu berarti positif karena segala hal yang berlebihan akan selalu menjadi hal negatif sehingga yang akan terjadi adalah kontra-produktif, more is less. Nilai dari apa yang kita lakukan, berikan atau ciptakan menjadi berkurang akibat rasa tidak puas yang menuntut kita untuk berlebihan.

Bagaimana kita menciptakan lebih dari kurang dalam kehidupan kita? Saya punya satu analogi sederhana yang saya buat. Anggaplah ada seorang miskin yang cuma bisa makan sepiring nasi meskipun sebenarnya ia ingin sekali makan daging sapi. Jika ia menginginkan daging tersebut secara berlebihan, maka ia akan berusaha untuk mendapatkan daging tersebut tapi lupa bahwa ia harus makan nasi yang ada dulu untuk mendapatkan energi agar bisa berusaha mendapatkan nasi tersebut sehingga usahanya untuk mendapatkan daging teraebut menjadi sulit. Namun, jika ia memahami bahwa ia harus menerima kenyataan dulu, bahwa ia hanya memiliki nasi yang menurutya kurang, maka ia akan memakan nasi yang ada kemudian berusaha untuk mendapatkan daging yang ia inginkan.

Jadi pesan moral ini sederhana saja, untuk menciptakan lebih terimalah apa yang ada dulu, meskipun menurut kita apa yang kita punya sekarang itu masih kurang. Merasa kalau pesan moralnya mirip dengan sesuatu yang pernah kita pelajari di SD? Yep, salah satu bentuk less is more yang bisa kita gunakan di kehidupan sehari-hari adalah bersyukur. Masih banyak bentuk less is more yang bisa kita gunakan seperti semakin sedikit kita berbicara semakin bernilai apa yang kita katakan ke orang, rendah diri membuat diri kita terlihat tinggi di mata orang lain, kesederhanaan lebih baik daripada berboros-boros ria dan masih banyak lagi.

Less is more bisa membantu kita menciptakan hidup yang lebih seimbang dan bahagia jika kita bisa menerapkannya dengan tepat karena konsep ini adalah penyeimbang dari sifat dasar kita yang selalu ingin berlebihan. Selama kita bisa menyesuaikan kapan kita menggunakan konsep ini, dijamin hidup kita ga bakal ruwet-ruwet amet.

Semoga tulisan sok tau ini bisa membantu para pembaca untuk membuka perspektif yang lebih luas dalam hidup kita sebagai manusia yang sempit dan kecil. Be seeing you all in my next article. May the force be with you.